REKOMENDASI FILM INDONESIA, BERI GAMBARAN SENSASI TRAVELING YANG MENYENANGKAN

Ketika ngomongin film Indonesia, film bertema traveling macam apa yang pertama terlintas dalam benakmu? Tema film cinta yang romantis, film tentang kisah hidup dan kepahlawanan tokoh nasional yang menginspirasi, atau film yang menjadikan hantu-hantu dan makhluk gaib layaknya sesuatu yang seolah penting ditonton? Memang, kebanyakan film  kini berkutat pada tema yang itu-itu aja. Padahal, ada juga beberapa film road movie yang mengangkat kisah perjalanan tokoh utamanya.

1. Film Indonesia 3 Hari Untuk Selamanya (2007)

Sinemas perfilman Indonesia masih belum banyak mengexplorasi tema film road movie. Padahal, film kayak gini cukup menarik untuk ngomporin kamu memulai perjalanan. Salah satunya adalah 3 Hari Untuk Selamanya besutan Sutradara Riri Riza

Film ini menceritakan Yusuf (Nicholas Saputra) dan Ambar (Adinia Wirasti) melakukan road trip dari Jakarta menuju Yogyakarta dengan mobil untuk mengantarkan peralatan makan keramik untuk pernikahan kakak Ambar. Perjalanan mereka cukup menempuh selama setengah hari aja, tapi akhirnya mereka malah menghabiskan hingga tiga hari di jalan. melipir ke sejumlah tempat, sambil berusaha menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan masa muda mereka.

Film ini akan membawa kamu melewati Bandung, menjamahi eksotisme penari Ronggeng, sampai merenung di tempat ziarah umat Katolik, Sendangsono.

2. Film Indonesia Toilet Blues (2013)

Setelah sukses di berbagai ajang festival film internasional seperti Busan International Film Festival 2013, Goteborg International Film Festival, serta Amsterdam CinemAsia Film Festival, Toilet Blues akhirnya tayang untuk umum di bioskop pada Juli 2014.

Film ini mengisahkan perjalanan Anjani (Shirley Anggraini) dan Anggalih (Tim Matindas) menumpang kereta dari Jakarta sampai akhirnya tiba di Dataran Tinggi Dieng. Anjani yang kabur dari rumah setelah dituduh bertindak asusila dengan teman prianya mengejar cinta pertamanya, Anggalih, yang hendak menempuh jalan menjadi seorang pastor Katolik. Sepanjang perjalanan, mereka berusaha menemukan jawaban tentang ketuhanan dan benar salah dari hal-hal yang mereka debatkan.

Setiap detil film karya sutradara Dirmawan Hatta ini dikemas dengan artistik, sarat dengan simbol-simbol yang bisa dimaknai berbeda oleh setiap orang yang menontonnya. Apalagi, keindahan kawasan Dieng dibingkai dengan apik dalam film ini. Tapi, butuh kedewasaan untuk mencerna isi cerita film ini, soalnya agak sensitif dan kontroversial.

3. Film Indonesia 5 cm (2012)

Membahas film perjalanan atau road movie tentu belum lengkap kalau belum menyinggung film 5 cm yang dibesut oleh sutradara Rizal Mantovani. Film yang diangkat dari novel berjudul sama karya Donny Dhirgantara ini bercerita tentang lima sahabat yang “jenuh” dengan rutinitas mereka, dan mencoba keluar dari zona nyaman masing-masing dengan berpisah sementara. Pertemuan kembali mereka dirayakan dengan melakukan pendakian menuju puncak Gunung Semeru.

Meski ada beberapa kejanggalan di dalamnya, nyatanya film ini bisa membuat banyak orang tergerak untuk mencoba mendaki dan melakukan perjalanan hati. Tapi, kalau udah menonton film ini dan jadi kepengen mendaki, pastikan kamu melakukan persiapan lho, jangan sampai mati konyol di gunung!

4. Sagarmatha (2013)

Satu lagi film Indonesia yang berkisah tentang perjalanan dan pendakian. Tapi, bukan gunung lokal yang ingin ia gapai, melainkan Gunung Everest di Himalaya. Sagarmatha berkisah tentang perjalanan dua orang gadis muda, Shila (Nadine Chandrawinata) dan Kirana (Ranggani Puspandya) yang berusaha menggapai mimpi menjamah puncak Himalaya. Tapi, seiring perjalanan mereka, makin banyak hal yang menggelayut di benak mereka. Apakah puncak adalah hal yang benar-benar mereka impikan?

Meski minim sponsor, film yang sutradara Emil Heradi garap ini sanggup mengajak kamu berkelana menyusuri daerah di India, Nepal, sampai akhirnya menapaki Sagarmatha alias Everest.

Satu lagi film Indonesia yang berkisah tentang perjalanan dan pendakian. Tapi, bukan gunung lokal yang ingin ia gapai, melainkan Gunung Everest di Himalaya. Sagarmatha berkisah tentang perjalanan dua orang gadis muda, Shila (Nadine Chandrawinata) dan Kirana (Ranggani Puspandya) yang berusaha menggapai mimpi menjamah puncak Himalaya. Tapi, seiring perjalanan mereka, makin banyak hal yang menggelayut di benak mereka. Apakah puncak adalah hal yang benar-benar mereka impikan?

5. Laura & Marsha (2013)

Film Karya sutradara Dinna Jasanti ini menceritakan tentang Laura (Prisia Naution) dan Marsha (Adinia Wirasti), dua sahabat yang memiliki sifat bertolak belakang. Laura cenderung mendetil dan kaku, sementara Marsha sangat santai dan cuek. Untuk memperingati dua tahun kematian ibunya, Marsha mengajak Laura melakukan perjalanan keliling Eropa. Meski semula menolak, petualangan mereka berdua menjelajah Eropa pun dimulai.

Sepanjang film, kamu akan disuguhkan dengan pemandangan lanskap yang ciamik dari sejumlah tempat di Eropa. Apalagi, diimbangi dengan petualangan mereka yang traveler banget, mulai dari kehilangan dompet dan paspor, nyasar, sampai harus jadi pelayan ilegal untuk menyambung hidup.

6. Adriana (2013)

Kamu pasti kenal dengan landmark-lanmark terkenal di Jakarta, seperti Monas atau Patung Pancoran. Tapi, tahukah kamu sejarah di baliknya? Nah, lewat film Adriana besutan sutradara Fajar Nugros, kamu diajak untuk mengenal lebih jauh tentang sejarah dan seluk beluk ibukota.

Tema film cinta ini dengan unik, penuh teka-teki. Semua bermula ketika Mamen (Adipati Dolken) berjumpa dengan Adriana (Eva Celia) di lorong sebuah perpustakaan. Demi bisa menemui Adriana lagi, Mamen harus memecahkan teka-teki Adriana yang akan membawa mereka pada pertemuan selanjutnya

7. Denias: Senandung di Atas Awan (2006)

Saat sekolah dulu, ada kalanya kita berharap hari libur cepat datang karena rutinitas di sekolah kadang jadi rutinitas yang menjemukan. Padahal, di belahan Indonesia lainnya, banyak banget anak-anak yang berhasrat ingin mengenyam pendidikan namun mendapatkan kesulitan dan tantangan. Contohnya tokoh bocah Papua dalam. Denias (Albert Fakwader) adalah seorang bocah cerdas yang sangat ingin belajar dan bersekolah. Tapi, ia terhalang oleh ayahnya sendiri yang menginginkan ia membantu orang tuanya bertani. Karena Denias gak menyerah begitu aja, ia rela berjalan kaki membelah gunung untuk menemukan sekolah. Sekolah yang akhirnya mau menerimanya adalah sekolah darurat bina seorang tentara (Ari Sihasale).

Lewat film Denias, kamu bisa menyaksikan keindahan alam Pulau Cendrawasih yang menjadi lokasi syuting. Ada juga kampung suku Dani yang masih sangat tradisional di daerah Wamena yang menjadi rumah Denias. Ada upacara adat potong jari juga, lho.

8. Laskar Pelangi (2008)

Laskar Pelangi adalah novel laris karya Andrea Hirata yang tayang ke layar lebar pada tahun 2008 oleh sutradara Riri Riza. Inspirasi dari kisah hidup Andrea Hirata, film ini menceritakan tentang anak-anak Pulau Belitung yang penuh semangat mengenyam pendidikan di SD Muhammadiyah yang penuh keterbatasan. Film ini menjadi salah satu film terlaris di Indonesia, membuat Pulau Belitung memiliki sebutan baru, yaitu Pulau Laskar Pelangi.

Keelokan pulau Belitung tervisualisasikan dengan apik dalam film ini. Kamu mungkin masih ingat adegan di mana Lintang mengayuh sepeda berkilo-kilometer jauhnya melewati hamparan panorama yang memukau—plus buaya di tengah jalan. Ada pula pantai Tanjung Tinggi, pantai dengan formasi batu granit yang cantik yang menjadi salah satu ikon film Laskar Pelangi.

9. Serdadu Kumbang (2011)

Masih dengan tema anak-anak dan pendidikan yang akan membuatmu pengen menjelajah, Serdadu Kumbang garapan sutradara Ari Sihasale ini berkisah tentang Amek, bocah asal Desa Mantar, Sumbawa Barat, NTB. Karena tahun lalu banyak yang gak lulus, sekolah Amek akhirnya menerapkan disiplin yang kaku dan ketat. Tapi, itu hanyalah sebagian kecil tantangan Amek.

Visualisasi yang menawan di dalam film akan membawa kamu menelusuri Desa Mantar, desa di atas bukit dengan panorama yang mempesona serta sebagian daerah lainnya di Kabupaten Sumbawa Barat. Selain itu, tradisi pacuan kuda khas Sumbawa juga ada dalam film ini.

10. Sokola Rimba (2013)

atu lagi film bertema pendidikan yang sarat dengan pelajaran hidup. Sokola Rimba besutan sutradara Riri Riza dan produser oleh Mira Lesmana ini mengangkat dari buku nonfiksi berjudul sama karya Butet Manurung.

Butet adalah seorang aktivis dan pengajar yang bekerja pada sebuah lebaga konservasi. Berisis perjuangan karena rasa cinta. Perjuangan Butet tentu saja mengalami berbagai hambatan.

Lewat film ini, kamu menyusuri kehidupan Suku Anak Dalam di daerah hulu sungai Makekal di hutan Taman Nasional Bukit Dua Belas. Tak cuma panorama hutan tropis yang hijau, kamu juga bisa menyelami kearifan lokal serta adat milik Orang Rimba.